Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu

Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu

 

Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu - Perum atau pedak salah satu makanan yang biasa dibuat oleh warga masyarakat Kapuas Hulu. Perum merupakan olahan makanan yang berasal dari ikan yang dicapurkan dengan berbagai macam bumbu. Biasanya perum dibuat menggunakan ikan kecil seperti Bilis, Udang ataupun Seluang yang didiperoleh oleh nelayan melalui jaring penangkap ikan.

Sebelum itu, hal yang perlu dibuat untuk membuat makanan perum yaitu beras yang di oseng hingga gosong. Uniknya beras yang di oseng sampai gosong tersebut menjadi bahan utama dalam membuat makanan perum. Ini merupakan makanan yang sangat menarik bagi banyak orang, apalagi makanan ini hanya ada di daerah Kalimantan Barat.

Setelah beras di oseng sampai gosong kemudian beras tersebut didinginkan sekitar 20 menit sampai 1 jam proses. Saat beras tersebut sudah hitam dan dingin barulah dimasukkan dengan ikan Bilis, Udang, ataupun Seluang kedalam wadah yang telah disiapkan dengan Bawang Putih, Bawang Merah, Garam dan Cabe. Barulah digoreng dengan minyak goreng secukupnya.

Di Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, makanan perum dibuat oleh salah satu warga yang bernama ibu Juleha. Banyak masyarakat yang membeli kepadanya. Biasanya ibu Juleha menjual makanan perum yang masih mentah atau belum di goreng dengan harga 5 sampai 6 ribu per ons. Ibu Juleha mengatakan setiap hari perum yang dijual bisa laku 4 sampai 10 bungkus tergantung dengan harga minat pada masyarakat perdesaan.

Makanan ini sangatlah enak jika dimakan dengan nasi yang masih panas. Rasanya gurih, manis, dan pedas menjadi satu ketika dinikmati.

Jadi, jika kalian berkunjung di desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat jangan lupa untuk mencari makanan perum yang merupakan salah satu makanan buatan asli Kapuas hulu.



Penulis : Bibi Suprianto

Update : 2 Oktober 2020

Wawancara: Ibu Juleha (2 Oktober 2020)


RINGAU:  Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga Jutaan.

RINGAU: Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga Jutaan.

 


RINGAU:  Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga JutaanRingau adalah ikan air tawar yang sangat disukai oleh banyak orang. Ikan ini memiliki ciri khas ikan yang unik pada badannya. Keunikan tersebut seperti garis gambar pada badannya yang bisa menentukan harga ikan ini mahal ataupun murah saat dijual. Selain itu ikan Ringau juga sebagai ikan hias yang senantiasa menjadi kontes seseorang untuk berbisnis dengan orang luar. Hal ini menjadikan sebuah ladang usaha masyarakat untuk mencari nafkah bagi kehidupan.

Ikan Ringau memiliki bermacam-macam harga dari bentuk dan ciri khas garis pada setiap ikan tersebut.

Pertama, ikan Ringau bar (bintang) 3

memiliki 3 garis bintang yang biasa disebut oleh para pebisnis desa dengan sebutan 3 bar (bintang). Ikan ini sangat sulit dicari oleh banyak orang dan harganya  sangat mendukung bagi penghasilan masyarakat. Harganya dihitung berdasarkan ukuran badan dan garis, berkisar 30.000 dikali 1 cm. biasanya orang-orang yang mendapatkan ikan Ringau bintang 3 sebesar 11 cm dengan hasil pendapatan 363.000 untuk satu ekor. Jika masyarakat mendapatkan 4 sampai 5 ekor dalam satu hari tentu akan menghasilkan pendapatan sekitar 1.5 sampai 2 juta.

Kedua, ikan Ringau bar (bintang) 4

Sama halnya dengan ikan bar 3, bar 4 memiliki harga yang sedikit berbeda kisaran 20.000 per 1 cm. Rata-rata masyarakat desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan ikan ringau sebesar 13 cm dengan harga satuan 260.000 untuk satu ekor. Harga ini diikuti dengan jumlah yang mereka dapat, biasanya perhari masyarakat mencari ikan Ringau di desa Suhaid bisa menghasilkan 3 sampai 5 ekor ikan. Jika dihitungkan 5 ekor untuk satu hari bisa menambahkan penghasilan kisaran 1 sampai 1,5 juta.

Ikan Ringau Short Body

Short body sangat jarang didapatkan oleh para pemancing, tapi terkadang ada juga yang mendapatkannya tanpa diduga oleh para pemancing. Harganya juga sangat menarik bagi masyarakat. Biasanya 1 ekor dengan ukuran badan 13 cm berkisar 3 sampai 5 juta. Bayangkan hanya satu ekor ikan tersebut kita mampu membeli kebutuhan pangan bagi keluarga.

Ikan Ringau biasanya ditemukan oleh pemancing di sungai yang memiliki batang ataupun telampung yang berlubang kecil. Lubang tersebut merupakan sarang bagi ikan Ringau. Banyak orang yang mengatakan ikan ini tidak pernah lari dari lubang batang tersebut dan dapat dikatakan lubang tersebut merupakan sarang bagi ikan Ringau.

Dengan harga yang melambung pada setiap ikan tentu sangat menarik jika ikan tersebut dibudidayakan pada daerah yang kita miliki. Jika diternakan tentu orang-orang tidak susah mencari ikan Ringau dengan cara memancing setiap hari. Cukup untuk mempelihara ikan tersebut sampai mempunyai banyak bibit dan dijual bisa menghasilkan tabungan yang begitu tinggi bagi kehidupan.


Penulis : Bibi Suprianto

Kamis, 3 September 2020

Potret Pekerjaan Pesisir Kalimantan Barat di Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu

Potret Pekerjaan Pesisir Kalimantan Barat di Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu

 Potret Pekerjaan Pesisir Kalimantan Barat di Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu - Indonesia adalah negara yang memiliki ribuan hektar tanah dan jutaan rumah penduduk yang bermukiman pada suatu tempat. Selain itu Indonesia masih tergolong negara yang memiliki tingkat kekayaan pada sumber bumi manusia. Salah satunya yaitu pulau-pulau yang memiliki berbagai macam kekayaan yang tersimpan dan terpendam diberbagai wilayah Indonesia.

Sebut saja pulau Kalimantan Barat, pulau ini memiliki ciri khas serta keunikan tersendiri pada alam sekitar. Ciri khas tersebut tergambar pada pekerjaan yang ada di pesisir Kalimantan Barat yaitu desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu.

Desa Suhaid merupakan desa yang terletak di perairan Sungai yang memiliki sumber kekayaan ikan yang melimpah. Desa ini berdekatan dengan Danau Sentarum. Danau sentarum salah satu wilayah milik desa Nanga Suhaid. Hal tersebut telah ditetapkan oleh kerajan-kerajaan terdahulu yang tinggal di Nanga Suhaid.

Desa Nanga Suhaid adalah desa terpencil yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai Nelayan, Petani dan berbisnis. Bisa dikatakan masyarakat desa ini masih banyak memerlukan lowongan pekerjaan.

Dalam hal ini penulis ingin menyampaikan Potret pekerjaan masyarakat pesisis Kalimantan Barat khususnya desa Suhaid kabupaten Kapuas Hulu.

Bubu (sejenis jaring benang dibuat seperti perumahan ikan)

Bubu adalah salah satu alat pekerjaan masyarakat Nelayan yang ada di desa Nanga Suhaid. bubu dapat merupakan rumah penghasil ikan yang singgah didalamnya, sehingga ketika bubu tersebut dibangun pada perairan sungai, maka akan mudah ikan masuk dan bersarang pada bubu tersebut. Tapi sulit dipungkiri, karena bubu merupakan pekerjaan yang sangat menguras energi para nelayan sedangkan penghasilan tidak dapat menutupi uang bensin untuk berlayar. Hal inilah yang mungkin menjadi saksi bisu bahwasahnya masyarakat bekerja dengan keras tapi perekonomian tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Ikan-ikan yang biasanya didapatkan oleh masyarakat merupakan ikan yang masih dalam berkembang biak. Terkadang ada ikan yang bisa mereka budidayakan kembali untuk kepentingan bersama seperti halnya anak ikan Patin atau Baung. Ikan tersebut mereka masukkan kedalam kurung atau kolam yang biasa menampung ikan, setelah besar ikan tersebut baru dipanenkan. Sedangkan ikan kecil lainnya biasanya sebagai umpan ikan arwana ataupun ikan toman yang mereka pelihara. Bubu inilah sebagai kunci masyarakat mencari ikan kecil untuk makanan ikan peliharaan yang ada di desa.

Pengilar (Sejenis kayu yang dibuat seperti kurung ikan)

PengilarSelain Bubu pekerjaan yang ada di desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu yaitu pengilar. Salah satu bentuk dari pengilar yaitu berpetak empat dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 2 meter ukuran yang begitu besar untuk menangkap ikan. Pengilar biasanya di pasang pada perairan yang sangat dalam. Ada juga yang memasangnya diperairan sungai dekat pantai. Hal tersebut sesuai dengan mata pencarian ikan para nelayan. Jika pengilar dipasang pada perairan sungai dekat pantai maka akan ada ikan air tawar yang didapatkan seperti ikan Belida, Toman dan Patin. 

Ikan Belida (Chitala) - Hasil dari Pengilar yang dipasang pada sungai dekat pantai.

Sedangkan jika pengilar dipasang pada permukaan air yang dalam akan mudah menangkap ikan yang besar seperti Seladang dan Tapah. Tentu tidak setiap hari masyarakat bisa mendapatkan ikan dari dalam pengilar yang mereka buat. Apalagi ukuran yang besar dan berat membuat para nelayan kualahan untuk mencari ikan. Dan juga pada perairan sungai yang dipasang dengan pengilar memiliki musim tertentu untuk mendapatkan ikan Belida, Patin, Seladang dan Tapah.

Ikan Seladang - Hasil Pengilar diperairan yang dalam.

Menganyi atau bertani

Menganyi salah satu pekerjaan yang ada didesa Suhaid seperti halnya bertani. Dalam hal ini masyarakat berladang dengan jangka waktu yang tidak begitu panjang. Ketika air surut berbulan-bulan maka mereka siap untuk menanam tumbuh-tumbahan seperti buah tomat, terong, entimun dan daun-daun hijau sepeti kangkung untuk dijual ke pasar dan juga daun puri. Tapi ketika air mulai pasang berbulan-bulan para petani tidak bisa mengayi kembali dikarenakan sember tanaman telah tenggelam dan tidak bisa menghasilkan kembali.

Potret pekerjaan masyarakat desa Suhaid kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat menggambarkan bahwasahnya perlu sekali kekayaan alam yang tersimpan di desa dikembangkan dan dipertahankan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat. Apalagi jika banyak lowongan pekerjaan yang tumbuh pada pedesaan mungkin tidak ada pengangguran dan kesakitan masyarakat yang mengeluh akan pekerjaan yang mereka miliki. Karena seiring perkembangan zaman tuntutan masyarakat semakin tinggi sedangkan penghasilan tidak pernah berubah pada diri. Tentu ini menjadikan pusat perhatian yang harus dibenah untuk kemakmuran masyarakat.

Penulis : Bibi Suprianto
www.borneolive.com
24 Agustus 2020
Budaya Tar Pada Masyarakat Melayu Teluk Pakedai, Kalimantan Barat.

Budaya Tar Pada Masyarakat Melayu Teluk Pakedai, Kalimantan Barat.


Budaya Tar pada Masyarakat Melayu Teluk Pekedai Kalimantan Barat - merupakan suatu tradisi yang terus menerus di lakukan, dalam  keadaan dan waktu  tertentu. Bahkan budaya yang sangat melekat dengan masyarakat bisa menjadi adat, yang apabila di tinggalkan ada suatu konsekuansi bagi mereka yang sengaja untuk meninggalkannya. Negara kita tercintai ini kaya akan Budaya, Bahasa, Suku, dan Agama. Keberagaman inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negeri warna warni kehidupan.

Dari keberagaman itulah para pahlawan kemerdekan Indonesia membuat suatu semoboyan Bhenika Tunggal Ika yang di artikan Berbeda-beda Tetap Satu Tujuan yakni tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) meskipun di naungi perbedaan.

Melayu merupakan salah satu Suku yang lahir sebelum merdekanya negeri ini. Bahkan sampai saat ini, bukan hanya ada di Indonesia melainkan beberapa Negara ada orang-orang Melayunya, seperti Malaysia, Brunei, Singapure, Thailand, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri Bahasa Melayu menjadi bahasa Nasional yang setiap warga Negaranya harus bisa berbicara menggunakan bahasa ini.

Masyarakat Melayu juga kaya akan Tradisi dan Budaya yang mana sampai saat ini masih tegak berdiri dan terus dilestarikan oleh generasi-genarsi baru. Sebagai mayoritas masyarakat Melayu. Kec. Teluk Pakedai Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat. Terus memegang amanat dari para leluhurnya untuk terus mempertahankan tradisi ini. Tradisi menabu Tar, karena sebuah pepatah Adat Melayu mengatakan biar mati anak, jangan mati adat/tradisi. Pepatah itu mencerminkan betapa pentingnya keberadaan adat dalam kehidupan masyarakat Melayu.

Budaya Tar adalah salah satu Budaya alat musik Melayu ini, sampai sekarang terus menunjukan eksistensinya baik di masyarakat teradisional maupun masyarakat modern. Adanya pembinaan dan regenerasi dari pendahulunya membuat Budaya Melayu yang satu ini terus berkembang. Di Teluk Pakedai setidaknya sudah ada 2 komunitas Tar yakni Nurul Akbar dan Raudatul Khadra Nurul Falah.

Alat musik yang terbuat dari Kayu Leban, Kulit Sapi, dan Tembaga. Di sulap menjadi suatu alat musik yang enak di dengar karena memiliki 3 pesan suara yang berbeda, yang disebut anak 1 anak 2 dan anak 3. Musik ini di mainkan oleh 3 orang penabu, masing-masing penabu memegang kata kunci yang berbeda dan bunyi yang berbeda. Apabila sudah di satukan akan membentuk suatu bunyi yang menunjukan ciri khasnya. Tentunya harus dimainkan oleh yang ahli, yang sudah terlatih, agar mendapatkan bunyi yang diinginkan.


Macam-macam tradisi yang diiringi dengan alat Tar: 

1. Pernikahan

Dalam suatu acara pernikahan bagi masyarakat Melayu dan Bugis tidak pernah meninggalkan tradisi yang satu ini. Terutama ketika mengantar mempelai pengantin pria ke tempat resepsi, pasti di iringi oleh Tabuan Tar yang menghiasi suasana pengantaran mempelai pria tersebut. Setibanya di rumah Walimatul Ursy, Para Penabu Tar akan menunjukan pertunjukan Nyanyian sekaligus diiringi Tabuan Tar tersebut. Lagu Sholawat dan Dzikir kepada Allah itulah kalimat-kalimat yang di sugukan, tak lupa pantun atau puisi di persembahkan untuk pengantin sambil di iringi Tabuan Tar.

2. Khataman Qur’an

Bagi Masyarakat Melayu dan Bugis, terutama di Teluk Pakedai apabila sudah menghatamkan nagjinya baik anak-anak, pemuda, maupun orang tua. Maka akan di buat acara selamatan Khataman Qur’an. Bagi yang berkhatam, maka ia akan di arak dari rumah yang sudah di tentukan, baik itu rumah keluarga, suadara, ataupun yang lainnya untuk menuju ketempat di laksanakan-Nya acara Khataman Qur’an tersebut. Biasanya acara Khataman Qur;an ini sama besarnya dengan acara pernikahan, karena memang mereka menghargai kepada mereka yang sudah berhasil menghatamkan Al-Quran sebanyak 30 Juz. Bisa di bilang itu sebagai hadiah untuk mereka.

3. Berzanjian

Ketika naik rumah baru, naik tojang anak yang baru lahir, merolahan. Maka akan di adakan acara berzanjian yang di baca adalah maulidurrosul. Kitab yang digunakan adalah syariful anam barzanji nasor berzanji nazom. Ketika membacakan syariful anam maka akan di iringi oleh Tabuan Tar yang menjadi pelengkap dalam pembacaan syariful anam.

Sebagai masyarakat Melayu dan Bugis tentunya kita bangga memiliki Budaya yang sampai saat ini terus berkembang baik dikalangan orang tua, pemuda hingga anak-anak. Sebagai generasi penerus, anak-anak Melayu terutama Melayu Teluk Pakedai untuk bisa terus mempertahankan dan melestarikan budaya ini mengingat pepatah, kecil dikandung Ibu, Besar dikandung adat, dan mati dikandung tanah.


Penulis        : Ahmad

Publikasi     : 23 Agustus 2020

www. borneolive.com

Ikan Baung Spesies Mirip Hiu dengan Harga Puluhan Juta

Ikan Baung Spesies Mirip Hiu dengan Harga Puluhan Juta








Sedikit mengejuklan dunia saat ini di perairan sungai Kapuas khusunya Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, ikan yang dulunya biasa-biasa saja dengan harga perkilo 35-50 ribu di pasaran kini dijual dengan harga puluhan juta. Ikan itu adalah ikan Baung Putih yang kini di gencar oleh masyarakat dengan harga yang begitu drastis.
Ikan baung Putih adalah ikan air tawar yang berada di Kepulauan Borneo khusunya Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Ikan ini mirip dengan spesies Hiu yang hidup di perairan laut namun ikan ini memiliki ukuran yang sangat kecil dari Hiu, ukurannya dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 5 cm.
Ikan baung putih ditemukan orang-orang ketika musim ikan telah tiba, musim ikan yang terjadi kerap hampir dua bulan sekali di musim kemarau tapi terkadang ikan ini langka ditemukan oleh orang-orang setempat dikarenakan spesies ikan ini memiliki warna putih albino yang menarik.
Biasanya orang-orang mendapatkan ikan albino melalui bubu atapun pengilar yang mereka pasang diperairan sungai. Jika sudah mendapatkannya dengan cepat mereka menyebarkannya ke sosial media dan menawarkan kepada toke ataupun bos ikan yang ada di kota.
Lalu berapakah hargai ikan ini, ikan ini biasanya diambil oleh toke ataupun bos China yang telah tertarik dengan ikan baung putih, biasanya mereka menawarkannya dengan harga puluhan juta. Sungguh harga ini merupakan harga yang fantastic jika kita bandingkan dengan dengan gaji pegawai  perbulan.
Hasan Basri warga kampung Suhaid mengatakan pada wawancara (7 juli 2020 ) mengatakan di Kapuas hulu Kecamatan Suhaid sudah pernah mendapatkan ikan ini, biasanya ikan ini ada yang warna albino dan warna merah harganya puluhan juta. Biasanya orang china membeli ikan ini untuk dikonteskan atau dipamerkan di negara lain atau diperkotaan karena ikan ini sama halnya seperti ikan raja tutur pak Hasan. 
Banyangkan jika ikan ini di ambil oleh toke China dengan harga satu ekor 10 juta (sepuluh juta) dan kita mendapatkan 5 ekor ikan dalam satu hari tentu kita akan banyak uang dan sukses secara mendadak. Apalagi jika kita mendapatkan ikan ini dalam hitungan hari perekor tentu kita telah mengalahkan gajinya seorang insinyur ataupun jendral sekalipun.
Bagaiman kita bisa menjual ikan ini ke toke atau bos ikan, untuk hal tersebut di daearah Kecamatan Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat telah mempunyai jaringan bisnis anak muda, yang mana jaringan tersebut mereka buka untuk mengekspor ikan-ikan langka ke pembeli ikan. Dengan adanya jaringan tersebut masyarakat lebih mudah menjualnya kepada sesama masyarakat setempat dan yang memiliki jaringan akan mengantarkannya ke Toke ataupun bos yang ada di kota ataupun diluar negri.
Lalu apakah ikan ini sangat berguna bagi pembeli yang menawarkan puluhan juta uang untuk membeli satu ekor ikan, tentu dengan ketertarikan mereka pada ikan baung putih ini membuat masyarakat yakin bahwasahnya ikan ini sangat berguna bagi mereka, karena ikan ini dihidupkan kembali diperairan China seperti Thailand dan Malaysia kemudian dibudiyakan kembali agar ikan tersebut tidak menjadi langka. Maka ketika Kapuas Hulu adalah perairan air tawar yang mempunyai banyak ikan langka membuat mereka suka untuk mengunjungi Desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu.
Kenapa ikan ini harus di jual kepada orang China dan tidak di budidayakan pada dearah setempat karena ketertakutan akan kehilangan ikan tersebut? dengan perekonomian masyarakat suhaid yang suka berbisnis dengan berbagai macam ikan membuat mereka tidak takut untuk menjual ikan langka karena mereka tau ikan tersebut akan selalu ada di perairan mereka selagi perairan tetap menghasilkan ikan karena ikan baung putih di hasilkan dari ikan baung warna coklat yang kini masih banyak diperairan dan kemungkinan besar akan membuahi ikan tersebut kembali.
Inilah yang dinamakan anugrah, ikan yang tidak pernah ada diperairan Suhaid tiba-tiba ada diperairan tersebut serta menguntungkan penduduk setempat. Lagi-lagi ikan adalah objek yang sangat penting selain bisa di makan ikan juga bisa di jadikan hias yang berguna. Tetaplah menjaga ikan dan berilah hubungan yang saling menguntungkan antara manusia dan hewan agar kita bisa mensyukuri nikmat yang telah Allah titipkan.







penulis : Bibi Suprianto
bibisuprianto78@gmail.com
Wawancara : Hasan Basri 
ditulis pada 7 Juli 2020
Cara Panen dan Proses Pengolahan Daun Kratom Hingga Menjadi Bubuk Tepung

Cara Panen dan Proses Pengolahan Daun Kratom Hingga Menjadi Bubuk Tepung


Cara Panen dan Proses Pengolahan Daun Kratom Hingga Menjadi Bubuk Tepung - Tanaman kratom atau biasa dikenal dengan sebutan putik, merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Bahkan manfaat daun kratom juga telah populer sejak ribuan tahun yang lalu dan digunakan oleh masyarakat Thailand dan Malaysia. Salah satu khasiatnya yakni untuk mengatasi kecanduan narkoba.

Mengingat pentingnya daun kratom tersebut, maka tak heran jika tanaman tersebut sangat diperhatikan mulai dari menanamnya sampai proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung. Cara memanennya juga tidak bisa sembarangan. Adapun cara memanennya yaitu:

a. Umur Tanaman

Sebenarnya masa pemanenan daun kratom bisa dilakukan sebanyak 3 kali setahun. Namun untuk pemanen pertama, bisa diambil saat umur tanaman kira-kira 6 bulan sampai 1 tahun-an tergantung dengan tingkat kesuburan tanahnya.

b. Pemetikan

Untuk memetik daun kratom, potonglah pada bagian dahan kayunya. Petiklah daun kratom yang sudah tua. Sebenarnya semakin banyak dahan yang diambil, maka akan semakin lebat juga daun yang akan tumbuh lagi.

c. Pemilihan Daun

Sebelum proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung, setelah memanen Anda harus memisahkan daun kratom dari tulang daun tersebut. Untuk memisahkannya bisa menggunakan penyaring plastik yang dijual bebas di pasaran. Caranya yakni gosok-gosokkan daun kratom pada plastik tersebut hingga yang tersisa adalah tulang-tulang daun dalam plastik penyarigan.

Nah, setelah memanen daun kratom tersebut, kini saatnya Anda memulai proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung. Dalam proses tersebut ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yakni:

1. Pemanenan Daun Kratom Segar
Dalam pemanenan lebih baik dipanen pada pagi hari dan pilih daun tua yang segar yang berwarna hijau.

2. Transportasi Daun Kratom
Setelah pemetikan, angkut daun kratom dengan netbag ke tempat penampungan. Hindarkan penumpukan daun kratom berlebihan agar tidak terjadi kerusakan karena suhu panas. Jika kratom ditumpuk terlalu lama, tumpukan tersebut akan menimbulkan panas yang bisa merusak kandungan nutrisi kratom dan kondisi fisik.

3. Penampungan dan Pencucian
Pada proses pencucian, masukkan daun kratom ke dalam bak pencucian guna menghilangkan kotoran baik debu dan kotoran lainnya. Setelah bersih, simpan daun kratom pada rak penampungan.

4. Sortir Daun Kratom
Proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung selanjutnya yaitu menyortir atau proses seleksi antara daun yang layak, cacat, dan kerusakan daun setelah di daun kratom dipisahkan dari tulang daunnya.

5. Penirisan Daun Kratom
Penirisan ini dilakukan agar air yang menempel benar-benar hilang, sehingga saat proses pengeringan selanjutnya sudah tidak ada lagi daun yang terlalu basah.

6. Pengeringan Daun Kratom
Pada saat proses pengeringan, untuk mendapatkan mutu yang baik lakukan pengeringan daun tanpa terkena sinar matahari. Pengeringan daun kratom hanya diangin-anginkan dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung. Dalam proses pengeringan harus dilakukan hingga benar-benar kering, sehingga membutuhkan beberapa hari.

7. Penyimpanan Daun Kratom
Simpanlah daun yang benar, pilihlah daun yang benar-benar sudah kering dan bersih. Kemudian simpan dan Kratom dalam wadah yang tertutup rapat.

8. Pengamatan Kratom Kering
Proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung ini merupakan proses yang penting karena akan mempengaruhi kualitas dari tepung kratom tersebut. Perhatikan sebelum kratom di hancurkan apakah daun tersebut mengalami perubahan warna atau tidak? Atau apakah tingkat kekeringan daun masih terjaga atau tidak?

9. Penepungan Daun Kratom Kering
Untuk proses penepungannya, Anda bisa menggunakan mesin penepung seperti mesin penepung beras yang terbuat dari stainless steel. Lakukan proses penepungan sampai daun kratom benar-benar menjadi serbuk yang halus.

10. Pengayakan Kratom
Sortir tepung tersebut dan diayak dengan penyaring dari stainless steel untuk menghasilkan tingkat kehalusan yang sangat lembut. Pisahkan juga tepung yang butirannya masih kasar dan sudah halus.
Setelah proses pengolahan daun kratom hingga menjadi bubuk tepung selesai, Anda bisa mengemas serbuk tersebut sesuai dengan takaran tertentu yang Anda inginkan. Untuk mengahasilkan mutu kratom yang berkualitas tinggi, Anda harus benar-benar melakukan tahapan-tahapan tersebut dengan tepat.

Jembatan Kahayan Palangkaraya Kalimantan Tengah

Jembatan Kahayan Palangkaraya Kalimantan Tengah


Jembatan Kahayan Palangkaraya - Palangka Raya merupakan kota yang cantik di Indonesia. Kota yang begitu luas dengan tumbuhan membuat kami terpesona dengan ke indahan kota tersebut, salah satunya jembatan Kahayan. Jembatan Kahayan merupakan jembatan yang tercantik di Palangka Raya. Jembatan ini terkletak berdampingan dengan Pasuk Kameluh yang merupakan tempat wisata masyarakat Palangka Raya.

Salah satu Mahasiswa IAIN Palangka raya bernama Risfa mengatakan “Jembatan Kahayan adalah jembatan yang membelah Sungai Kahayan di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengan, Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri dari 12 bentang dan bentang khusus sepanjang 150 meter pada alur pelayaran sungai. Jembatan ini pertama kali dibangun pada tahun 1995 dan selesai dibangun pada tahun 2001, serta diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 13 januari 2002. Jembatan Kahayan menghubungkan pusat kota Palangka Raya dengan kelurahan Pahandut Seberang dan tembus ke Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara dan lainnya”.

Jembatan Kahayan merupakan jembatan yang berdampingan dengan wisata Pasuk Kameluh, setiap orang yang datang di Pasuk Kameluh pasti selalu melihat ke jemban Kahayan atau sebagai bakground poto grafer pengunjung disitu. Jembatan Kahayan merupakan jembatan yang sangat indah. Salah satu dosen IAIN Pontianak bernama Pak  Dr. Zaenuddin Hudi Prasojo, M.A sangat menyukai jembatan tersebut, bahkan sampai saat ini mungkin beliau sangat terkesan melihat Jembatan Kahayan Kalimantan Tengah seperti Jembatan Tayan di Kalimantan Barat, begitu pula dengan pak  Dr. Ibrahin Ma mengatakan Jembatan Kahayan sangat eksotik dan Menarik. Jika kita pergi ke Palangka Raya tidak melewati jembatan tersebut mungkin belum di katakan telah menginjak kaki di Palangka Raya. Mungki masyarakat kota Palangka Raya sudah bosan melihat dan melewati Jembatan Kahayan tersebut, berbeda dengan kami sebagai pengunjung.

baca juga |

Menurut saya Jembatan Kahayan merupakan jembatan yang sangat menakjubkan, selain tempat orang melintasi sungai, jambatan ini juga sebagai Icon Palangka Raya. Jika saya melewatinya seakan akan hanyut dalam mimpi melawati jembatan suramadu Indonesia. jika dipandang kenangan di Palangka Raya sungguh tidak ada habis-habisnya. Dari jembatan Kahayan tersebut kita juga bisa melihat pemandangan yang Indah di sungai dengan rumah lanting yang ada di perairan tersebut.

Selain rumah lanting yang berada di perairan kita juga bisa melihat hutan yang begitu hijau dipersinggahan rumah lanting tersebut. pemandangan yang begitu menghijaukan membuat kita semakin betah melihatnya, bahkan bisa menjadi objek yang begitu di senangi. Dibawah Jembatan Kahayan merupakan sungai yang bewarna kuning keruh, seperti halnya Kapuas Hulu kalimantan Barat, mungkin jika kita memancing di sungai Kahayan tersebut akan banyak ikan yang diperoleh. Jika saya melihat air yang ada dibawah Jembatan Kahayan, saya teringat dengan air yang berada di bawah Jembatan Waterfrant Kuching, Malaysia dan air yang ada di Kapuas Hulu.

Jembatan Kahayan jika di lihat di sore hari sungguh indah dan menawan, tapi jika di dilihat dimalam hari jembatan ini tidak begitu nampak, dikarenakan tidak ada lampu di jembantannya. Jembatan ini menjadi bukti bahwasahnya, tanpa jembatan ini mungkin masyarakat Palangka Raya tidak bisa menyebrang sungai dengan kendara roda dua dan roda empat. Pertama kali melihat Jembatan Kahayan, membuat kami jatuh cinta pada kota cantik Palangka Raya, ingin rasanya kembali dan melihat jembatan ini kesekian kali. Jika ada waktu dan umur panjang untuk kesana, kami akan pergi berkunjung lagi ke Kota Palangka Raya.

Penulis : Bibi Suprianto