Kerupuk Basah alias Temit Makanan Khas Kapuas Hulu

Kerupuk Basah alias Temit Makanan Khas Kapuas Hulu




Kerupuk Basah alias Temit Makanan Khas Kapuas Hulu - Temit atau kerupuk basah merupakan salah satu jenis makanan khas dari wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Kerupuk basah terbuat dari sagu kanji, tepung dan daging ikan air tawar yang digiling atau dihancurkan. Pembuatan kerupuk basah tidaklah susah, makanan yang mirip dengan pentol ataupun bulatan bakso ini sangatlah enak dan disukai oleh warga Kapuas Hulu dan bahkan para tamu yang berkunjung ke wilayah tersebut. Ciri khas makanan ini ialah selalu berpasangan dengan cabe kacang. Di Kabupaten Kapuas Hulu terutama Kecamatan Suhaid, di situ sejumlah warga masyarakat yang membuat kerupuk basah untuk dijual.

Apalagi jika musim ikan tiba kerupuk basah akan ada di mana-mana dijual. Bahkan di Kecamatan Suhaid, setiap waktu dan setiap hari banyak penjual keliling yang menjual kerupuk basah. Ibu Juleha, misalnya, adalah salah satu penjual dan pembuat kerupuk basah yang terkenal di Nanga Suhaid. Beliau membuat kerupuk basah sekaligus menjualnya keliling kampung. Kerupuk basah ibu Juleha sangatlah enak dan terkenal. Penulis juga sangatlah menyukai kerupuk basah buatan ibu Juleha. Setiap hari jika suaminya datang bekerja menangkap ikan, hasil ikan tersebut mereka jadikan kerupuk basah dan mereka pasarkan ke toko atau mereka jual sendiri dengan cara berkeliling kampung.

Kerupuk basah kini menjadi tenar di Kalimantan Barat. Setiap orang lain mendengar kata kerupuk basah pasti di dalam pikiran mereka yaitu bawaan orang kapuas hulu karena hanya orang Kapuas Hulu yang suka membawa kerupuk basah dari daerah ke kota. Salah satunya mahasiswa IAIN Pontianak yaitu Bibi Suprianto, setiap dari kampung ke kota dia selalu membawa kerupuk basah. Terkadang kerupuk basah itu dia bagikan keteman kampus dan teman Ma’had. Ternyata, mahasiswa dari daerah lain yang tinggal di ma’had juga sangatlah suka makan kerupuk basah, apalagi kerupuk basah gratis.

Jika Bibi Suprianto datang dari kampung atapun dapat kiriman, yang ditanyakan pertama adalah temit atau kerupuk basah. “Apakah ada membawa kerupuk basah?” tanya kawan-kawan Bibi. Terkadang juga jika diposting di grup WhatsUp, maka kawan-kawan mahasantri di IAIN Pontianak beramai-ramai membeli dan sekaligus chating dengan penjual. Inilah membuktikan bahwasahnya kerupuk basah sangatlah diminati orang banyak, bukan hanya diplosok kampung saja, tapi di Kota Pontianak juga banyak yang menyukai kerupuk basah.

Di Kapuas Hulu harga kerupuk basah berkisar 10 ribu per lungkung (batang) yang panjangnya sekitar 30cm dan beratnya sekitar 3 ons. Biasanya ibu Juleha membuat 2 Kg ikan yang sudah digiling dan 2 kg sagu sari dan sagu kanji itu menghasilkan 20-30 batang kerupuk basah. Prosesnya yaitu dengan cara memasukkan ikan dan sagu yang telah dijadikan batangan kerupuk basah kedalam air panas yang berwadah besar dan ditunggu matangnya kemudian di angkat kerupuknya.  Kemudian kerupuk basah dimakan bersama sambal kacang. Tidak sembarangan untuk membuat kerupuk basah. Jika dalam takaran sagu dan ikannya tidak pas, maka proses pembuatan kerupuk basah dapat berakibat gagal atau mutu rasanya akan berbeda.

Di antara mutu kerupuk basah yang kurang enak jika di makan, diantaranya adalah jika olahan berisi kebanyakan sagu yang mengakibatkan kerupuknya kurang berasa ikan. Selain itu, jika sagunya yang terlalu sedikit maka akan mengakibatkan bentuk kerupuk basanya dan rasanya yang beda jika dikonsumsi. Maka kebanyakan orang dari kota yang ingin membuat kerupuk basah akan singgah dulu ke Kapuas Hulu agar untuk belajar cara membuat kerupuk basah yang benar. Jika dibandingkan dengan pembuatan pentol, dia tidak jauh beda pembuatannya namun kerupuk basah harus ekstra teliti dalam pembuatannya agar kualitas mutu dan rasanya pas di lidah konsumen.


baca juga |

Saat ini ada beberapa warung yang menjual temit atau kerupuk basah di wilayah Kota Pontianak. Dr Zaenuddin Hudi Prasojo biasanya membeli temit di warung temit Kota Baru di kawasan Pasar Kemuning. Beliau juga sering membeli kerupuk basah yang lansgung didatangkan dari Kapuas Hulu yang dijual di salah satu toko di Jalan Reformasi di Pontianak Tenggara. Jika musim Ramadhan tiba, kerupuh basah juga dapat dibeli di beberapa lokasi penjualan juadah seperti di hal;aman parkir Masjid Raya Mujahidin atau di sekitar Jalan rait Haji Huein 2 di Pontianak. Kerupuk Basah memang enak rasanya.

Penulis: Bibi Suprianto
Kratom atau Daun Purik, Daun Emas Khas Kapuas Hulu Kalimantan Barat

Kratom atau Daun Purik, Daun Emas Khas Kapuas Hulu Kalimantan Barat


Daun Purik merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di tanah Pulau Borneo, khususnya di daerah Kapuas Hulu pedalaman Kalimantan Barat. Oleh masyarakat Kapuas Hulu, Daun Purik lebih dikenal dengan sebutan Daun Kratoom, tumbuhan yang kaya akan manfaat dan bernilai jual fantastis. Harga jualnya yang cukup tinggi di pasar Eropa dan Amerika membuat tumbuhan jenis herbal ini menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat Kapuas Hulu.

Kratom adalah tanaman psikoaktif yang dimanfaatkan sebagai jamu dan ramuan medis tradisional di sejumlah wilayah Asia tenggara sejak ribuan tahun lalu. Kratom termasuk dalam tanaman Rubiaceae penghasil alkaloid penting seperti kafeina. Tanaman Tropis itu dapat tumbuh hingga setinggi 15 meter dan pemanfaatan dari tanaman ini adalah dengan mengambil daunya. Tanaman ini tumbuh di Negara-negara tropis seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Papua Nugini dan Indonesia.

Saat ini masyarakat Kapuas Hulu berbondong-bondong menanam Pohon Kratom karena memang daerah Kapuas Hulu merupakan daerah yang tepat untuk membudidayakan Pohon Kratom. Cara pengolahan Daun Kratom adalah dengan mengambil daunnya kemudian di jemur hingga kering dan diremas menjadi bubuk yang halus. Setelah menjadi bubuk yang halus, serbuk daun Kratom akan di kemas menjadi paket-paket berdasarkan permintaan konsumen. Daun Kratom biasanya juga dikemas dengan cara dimasukan ke dalam kapsul supaya mudah dikonsumsi.

Pemasaran bubuk Kratom lebih banyak di ekspor ke Amerika. Karena memang permintaan pasar dan harga yang cukup tinggi membuat pengusaha serbuk Kratom asal Kapuas Hulu lebih memilih Amerika sebagai tujuan ekspor barang produksinya. Pasar Amerika berani menghargai serbuk kratom dari Kapuas Hulu senilai $70 perkilo serbuk kratom dan $85 jika sudah di kemas dalam bentuk kapsul.

Seperti pada jenis-jenis obat herbal lainnya, rasa daun Kratom cenderung pahit karena memang tanaman ini mengandung alkaloid. Namun meskipun begitu serbuk Daun Kratom memiliki manfaat yang cukup banyak. Pada zaman dulu Pohon Kratom hanya diambil batangnya untuk bahan membangun rumah dan sebagainya. Namun setelah diketahui memiliki banyak manfaat Pohon puri, khususnya daunya, mulai diolah dan menjadi sumber perekonomian baru masyarakat Kapuas Hulu.

Dari pengolahan daun Kratom hingga menjadi Hasil bubuk yang berharga ternyata juga menjadikan bubuk daun Kratom memiliki beberapa jenis dalam pemasarannya. Di antara Hasil olahan daun kratom yang di ekspor adalah jenis-jenis bubuk daun Kratom. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis-jenisnya.

#RED
red maengda, red jongkong, red kapuas, red jongkong, red borneo, red-haired, red vietnam, red vietnam, rehabilitation, red kapuas, red maengda, red’s Ankara, dan super red.

#WHITE
white maengda, white jongkong, white Kapuas, white jongkong, white borneo, white tailed, white vietnam, white vietnam, white maengda, Whitehall, white maengda, dan super white.

#GREEN
green maengda, green jongkong, green Kapuas, greenhorn, green borneo, green maengda, green vietnam, green vietnam, green maengda, Greenhill, green Malay, green kali, super green, supervision, super borneo, super maengda, gold, yellow, bentuangie, dan elephant.


Manfaat dari bubuk daun kratom antara lain adalah untuk Rehabilitasi pecandu Narkoba, pelancar pencernaan, obat penenang dan masih banyak lagi. Sebelum berharga mahal, tumbuhan ini ternyata juga sudah biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai jamu tradisional yang berguna untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dan biasanya pohon kratom tumbuh di pinggir sungai dan rawa yang dekat dengan aliran air.

Dengan adanya daun Puri ternyata telah berhasil mengangkat perekonomian masyarakat Kapuas Hulu, karena seperti kita ketahui daerah yang jauh dari Ibu Kota Provinsi Kaliman barat, Pontianak ini tidak mudah untuk mengembangkan sumber perekonomiannya karena jarak yang jauh dari ibukota provinsi. Dengan adanya fenomena Daun Emas ini diharapkan pemerintah dengan serius melakukan penelitian dan membuat payung hukum untuk melindungi usaha pembudidayaan Pohon Puri. Dengan begitu masyarakat Kapuas Hulu akan mendapatkan rasa aman dalam menjalankan usahanya.

Info Daun Purik atau serbuk kratoom lebih lanjut silahkan kontak admin via email.

Budidaya Ikan Arwana atau Ikan Silok Kapus Hulu Kalimantan Barat

Budidaya Ikan Arwana atau Ikan Silok Kapus Hulu Kalimantan Barat


Saya akan melanjutkan untuk meperkenalkan jenis ikan dari Pulau Borneo yang terkenal dengan kekayaan flora dan faunanya. Kali ini, saya dengan bangga memperkenalkan Ikan Arwana atau dalam bahasa lokal di Borneo Barat biasa disebut Ikan Silok. Ikan Arwana merupakan ikan hias yang sangat mahal harganya dan diperjualbelikan tidak hanya di kawasan Borneo saja tetapi juga dinekal luas di luar negeri. Banyak orang menyukai jenis ikan ini, terutama bangsa China yang memang telah lama mengagumi Ikan Arwana tersebut.

Di Kecamatan Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu, ikan ini kerap dipanggil dengan sebutan ikan Silok. Ada yang mengatakan bahwa oleh penduduk lokal Silok adalah ikan yang dipercaya untuk melambangkan daerah Nanga Suhaid Kapubaten Kapuas Hulu. Jika anda pergi ke Kapuas Hulu Kecamatan Nanga Suhaid di sana anda akan dikatakan telah menginjak Bumi Arwana yang mana tempat tersebut terdapat berbagai macam jenis Ikan Arwana yang berada tidak hanya di sungai dan danau tetapi juga di kolam ikan Arwana yang dimiliki oleh hampir setiap warga.

Sebagaimana dimaklumi, Ikan Arwana merupakan ikan yang sudah dibudidayakan dan menjadi ikan hias di rumah maupun di kolam kolam di kawasan Kapuas Hulu di Pulau Borneo. Ikan Arwana akan mengalami proses dikawinkan untuk mendapat bibit-bibit yang baik. Perkawinan ikan tersebut dapat melahirkan banyak anak Ikan Arwana yang siap dipanen dan dijual di daerah ataupun di luar Negeri.

Jenis yang paling mahal harganya adalah Ikan Arwana Red atau Arwana Merah. Induk ikan yang sudah beberapa kali beranak saja memiliki pasaran sekitar 10 juta sampai 15 juta, sedangkan anak-anaknya yang baru melahirkan atau masih membawa telor di perutnya dengan ukuran sepanjang batang korek api memiliki pasaran sekitar 2 juta rupiah. Jika Ikan Arwana tersebut melahirkan 50 ekor anak Arwana Red maka pemelik Arwana akan dapat memiliki ratusan juta rupiah. Apalagi jika ikan tersebut Upnormal, seperti warna Albino asli polos, yang harganya berkisar 70-an juta rupiah dengan ukuran sebesar telunjuk jari tangan orang dewasa. Demikian gambaran pasaran Ikan Arwana dalam dunia ikan hias.

Jika Ikan Arwana merah sangat beharga dan bahkan mampu melebihi gaji seorang guru maupun dosen di Indonesia, tapi ternyata ada juga jenis Ikan Arwana lain yang memiliki nilai harga sangat murah, yaitu jenis Ikan Arwana Brazil. Jenis ini berwarna putih dan ada warna sedikit kemerah-merahan pada ekor. Ikan Arwana jenis Brazil ini dengan ukuran sebesar telunjuk tangan orang dewasa dapat dipasarkan dengan harga berkisar 15 ribu rupiah saja per ekornya. Walaupun demikian jenis ikan ini jika dibudidayakan dengan baik maka dapat memberikan penghasilan yang lumayan perbulan; jika ikan induk melahirkan sebanyak 200 ekor maka akan mampu memberikan uang berkisar 2 atau 3 jutaan.

Perawatan Ikan Arwana tergolong lebih rumit dibandingkan dengan ikan hias lainya. Ikan Arwana tidak dapat hidup di air yang kotor karena ikan tersebut harus dalam keaddan steril dalam perawatanya. Jika diletakkan di dalam akurium maka ikan tersebut membutuhkan air yang diganti sebanyak 3 atau 4 kali sehari. Jika terlambat penggantian airnya maka akan beresiko pada kematian ikan Arwana tersebut.

Akuarium atau kolam Ikan Arwana juga perlu memiliki penyaring air dan pompa air untuk menjaga kebersihan airnya, khususnya agar steril dari kotoran setelah sisa makanan atau kotoran tersaring dengan baik dan dibuang. Para pedagang Arwana yang sebagian besar berasal dari kalangan warga ertnis Tianghua (Chinese) benyak yang berkunjung ke Kecamatan Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu akhir-akhir ini untuk berbisnis ikan Arwana. Mereka lah yang melakukan perdagangan lintas negara dengan melakukan ekspor Ikan Arwana ke luar kota maupun ke luar negeri dengan harga yang menjanjikan.

Dalam analisis ekonomi, potensi Ikan Arwana di pedalaman Kalimantan Barat ini merupakan sebuah potensi ekonomi kerakyatan yang sangat penting. Banyak warga pedalaman Borneo di kawasan Kapuas Hulu yang telah terjun de dalam dunia budidaya Ikan Arwana yang justru penting untuk diperhatikan. Dengan potensi Ikan Arwana yang memiliki harga yang sangat mahal dan beharga ini diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sehingga semakin tinggi angka indeks kebahagiaan warga setempat. Bahkan perekonomian warga masyarakat Kapuas Hulu, khususnya Anga Suhaid, yang memelihara ikan ini dapat menjadi lebih maju.

Dukungan pemerintah yang telah membantu memberikan bantuan layanan jaringan media dan internet untuk kemajuan jaringan pemasaran Ikan Arwana merupakan sebuah investasi penting. Sistem internet di Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu saat ini berkapasitas 4G dan sebagian besar masyarakat seperti anak-anak, remaja, dan  orang dewasa telah mampu menggunakan Smartphone yang canggih dalam bermedia. Sebagian orang juga telah melakukan jual beli Ikan Arwana melalui media dengan cara poto dan vidio kemudia share. Orang yang berminat akan datang dengan sendirinya untuk membeli Ikan Arwana yang dinimatinya setelah mendapatkan info via media berbasis internet. Saat ini terbukti bahwa Ikan Arwana merupakan salah satu mata penghasilan masyarakat Nanga Suhaid yang sangat penting selain Ikan Seladang, salai ikan dan daun Purik

Penulis: Bibi Suprianto
Danau Sentarum Kalimantan Barat: Habitat Ikan Seladang

Danau Sentarum Kalimantan Barat: Habitat Ikan Seladang


Salah satu andalan kekayaan lokal di Pulau Borneo adalah berbagai jenis ikan yang merupakan habitat khas pulau tersebut. Bahkan peneliti dari Eropa pernah datang meneliti tentang jenis ikan di Danau Sentarum di Kapuas Hulu dan menemukan sejumlah nama ikan baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya oleh mereka. Nah, jenis-jenis ikan tersebut masih perlu diteliti lagi sehingga dapat dikenal olh khalayak rami bahkan dunia. Berikut ini Bibi Suprianto akan mengenalkan salah satu jenis ikan yang merupakan habitat di hulu Sungai Kapuas di Kalimantan Barat.

Ikan Seladang, ya namanya memang demikian, merupakan ikan air tawar atau air sungai yang berada di Kapuas Hulu. Ikan tersebut berada di berbagai macam sungai yang ada di kecamatan-kecamatan, seperti Sungai Jongkong, Sungai Selimbau, Sungai Piasak, Bunut Hulu, Hilir dan Nanga Suhaid. Ikan Seladang merupakan ikan yang mempunyai harga pasaran yang lumayan mahal tergantung dengan masuk ukuran; ada ukuran A dan B. Ikan seladang yang berukuran A itu berkisar antara 3-10 Kg dengan harga Rp 90.000/ Kg. Ikan dengan ukuran B ada dua macam; yang pertama 1-2,5Kg dan 11-20 Kg keatas satu ekor dengan harga sekitar Rp. 60.000/kg. Selain ikan seladang yang terkenal dikapuas hulu ada juga yang menarik dan tak kalah nilai ekonominya yaitu Budidaya Ikan Arwana atau Ikan Silok

Harga ikan tersebut adalah di kawasan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Ikan Seladang sangat diminati oleh penarik atau bandar ikan. Syukurnya, setiap harinya nelayan selalu mendapatkan ikan seladang tersebut. Dengan penghasilan ikan seladang tersebut mereka mampu mempertahankan perekonomian rumah tangga. Tidak heran jika setiap harinya nelayan dengan satu perahu dapat menghasilkan 1-5 juta rupiah perhari. Panen ikan Seladang tersebut juga tergantung pada musimnya, jika kemarau dan ainya surut maka ikan tersebut akan mudah didapatkan oleh orang banyak.

Di Nanga Suhaid, hampir setiap warga juga bekerja menjerat atau merangkap ikan Seladang di sungai sebagai usaha sampingan dari bekerja berladang dan berkebun. Ikan Seladang pada umumnya merupakan ikan yang liar yang bersembunyi di sungai Kapuas. Ikan tersebut akan membanjiri sungai-sungai di sekitar Sungai Kapuas ketika kemarau, tetapi disaat air pasang ikan tersebut tidak ada muncul lagi. Anehnya ketika air surut ikan itu selalu ada dan bahkan muncul dalam jumlah yang banyak sehingga setiap harinya warga masyarakat Nanga Suhaid selalu dapat panen ikan tersebut. Apakah ini adalah anugrah yang diberikan oleh Sang Kuasa untuk memajikan perekonomian penduduk Kapuas Hulu atau malah sebaliknya merupakan suatu cobaan untuk masyarakat apakah mereka bisa bersyukur ataupun tidak dari apa yang mereka dapatkan.

Pada sekitar tahun 2014 atau tahun tahun sebelumnya Ikan Seladang tidak lah ditemukan sebanyak tahun-tahun 2015 di perairan Sungai Kapuas. Sekarang (2018) perlahan lahan ikan tersebut melonjak populasinya dan banyak ditemukan di Sungai Kapuas dan anak-anak sungainya. Di Nanga Suhaid di tahun 2015-2017 ikan tersebut yang berukuran A memiliki hargan jual antara Rp.65.000-75.000/kg dan yang berukuran B berkisar Rp.30.000-35.000/kg. Tapi ketika di tahun 2018 ikan tersebut melonjak naik harganya. Ikan dengan ukuran A dijual dengan harga berkisar Rp.90.000/kg dan yang dengan ukuran B berkisar Rp.50.000. Kenaikan harga tersebut membuat warga Nanga Suhaid gencar mencari ikan Seladang sebagai penghasilan tambahan.

Ternyata Ikan Seladang bukan hanya dijual di pasaran lokal tapi juga dikirim ke luar negeri sebagai produk ekspor. Negara tujuan ekspor Ikan Seladang yang dapat diinventarisir sementara ini meliputi Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Persaingan dagang produk Ikan Seladang juga cukup kuat, terkadang pembeli bahkan nekad untuk mengikuti nelayan yang mencari ikan tersebut untuk bisa dijual kepadanya sehingga pembeli tingkat pertama tersebut dapat menjualnya sampai ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya, nelayan juga mengambil keuntungan dari pembeli yang rela mengikuti mereka untuk membeli ikan tersebut dengan menaikkan harganya.

Untuk olahan kuliner, Ikan Seladang lebih sedap rasnya jika dimasak dengan sistem frementasi tradisional sebelum dimasak dengan resep lainya. Dalam bahasa lokal masyarakat pesisir Sungai Kapuas di Kapuas Hulu, Ikan Seladang yang difermentasi disebut dengan istilah jukut yang merupakan salah satu jenis makanan khas Kapuas Hulu yang terkenal dan disukai oleh banyak orang. Masyarakat perkotaan biasanya mengenal jenis makanan khas ini dengan istilah ikan jukut. Ikan Seladang tersebut dipotong kecil kecil kemudian dagingnya dicampurkan dengan garam dan nasi secukupnya setelah itu dimasukkan kedalam toples yang tertutup rapat dab didiamkan selama beberapa hari.

Setelah terasa asamnya barulah dimasak sesuai selera untuk kemudian disantab. Dagingnya yang begitu lezat dahsyat merupakan makanan yang kaya akan protein sehingga dapat mengakibatkan ketagihan untuk makan jukut ikan tersebut. Pada musimnya tiba, banyak orang dari dataran atas Kapuas Hulu yang turun ke pesisir untuk menukar lauk ikan dengan buah-buahan yang mereka hasilkan sehingga interaksi yang penting yang dapat mendorong perubahan-perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat Kapuas Hulu di bumi Borneo.

Penulis: Bibi Suprianto
Ikan Salai Khas Borneo: Dari Proses Hingga Kirim Keluar Negeri

Ikan Salai Khas Borneo: Dari Proses Hingga Kirim Keluar Negeri


Salai Ikan atau Ikan Salai merupakan sebuah produk olahan ikan yang sangat dikenal di Pulau Borneo. Salai biasanya berasal dari ikan yang  dimasak dengan asap menggunakan bidang tembaga seperti kawat yang diletakkan di atas kayu yang sudah disusun dengan rapi. Pesiapan bahan pemasak asap (pengasap) tersebut dibuat seperti halnya meja yang diberi kayu dengan ukuran jarang dan kemudian diletakkan dengan bidang kawat.

Kayu bakar kemudian diletakkan bersusun di bawahnya dan dibakar untuk menghasilkan api yang cukup dan asap sesuai takaranya. Proses memasak salai (menyalai) tidak sulit dan memakan waktu yang tidak begitu lama karena sebenarnya inti dari proses menyalai adalah mengharapkan asap yang cukup tersebut untuk memasakkan ikan agar menjadi kering. Seorang ahli penyalai, Ibu Juleha, yang ditemui Bibi Suprianto di Nanga Suhaid di wilayah Kapuas Hulu di Pulau Borneo, menyatakan bahwa proses menyalai biasanya memakan waktu satu hari satu hari baru untuk mendapatkan ikan menjadi kering sempurna. Misalnya dari pagi hari hari dijemur, setelah itu itu baru di letakkan diatas parak salai (bidang pemasak salai). Proses penjemurannya sekitar 1 jam.

Menyalai  harus dilakukan di atas permukaan tanah yang jauh dari perumahan, agar asapnya tidak mengganggu karena rumah dapat terkena api salai tersebut. Api tersebut tidak diperbolehkan besar, jika api tersebut membesar maka ditambahkan dan dirapatkan dengan kayu bakar agar tidak terlalu membesar. Jadi, menyalai membutuhkan pengasapan dan panas matahari untuk hasil yang maksimal. Salai ikan yang sudah siap tersebut biasanya dijual di pasaran kepada pengumpul salai, kata ibu Juleha. Harga salai biasanya per satu kilo sekitar 45 ribu rupiah. Salai tersebut harus benar-benar matang dan kering sebelum dijualkan kepada pengumpul.

Salai yang baik akan diminati oleh banyak orang. Jenis ikan salai mengikuti jenis ikan yang tersedia. Berbagai macam jenis ikan disalai oleh penduduk di Desa Suhaid, seperti ikan Toman, Baung dan ikan Seluang yang sekarang harganya masih melonjak di sekitar Sungai Kapuas Nanga Suhaid. Namun salai yang paling terkenal adalah Salai Lais. Nah, ikan Salai lais itu merupakan Salai kesukaan pak Dr Zaenuddin Hudi Prasojo yang memang hobi blusukan di pedalaman Borneo. Selain Salainya yang terkenal dikapuas hulu ada juga yang menarik dan tak kalah nilai ekonominya yaitu Budidaya Ikan Arwana atau Ikan Silok

Salai ikan memang terasa gurih (dan angat enak) bila dimasak dicampur dengan sayuran dan sebagai lauk. Apalagi bila salai ikan dimasak dicambur dengan sambal. Dalam harga yang murah standar peminat kuliner salai ikan sebagai pembeli semakin bertambah. Kini salai ikan merupakan produk olahan ikan yang menjadi ciri khas masyarakat pedalaman Pulau Borneo, khususnya yang di bantaran sungai Kapuas seperti wilayah Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu. Tetapi, setiap musim panen ikan, persediaan salai di kapuas hulu semakin melonjak di pasaran.

Terkadang di musim kemarau ikan-ikan mudah didapat oleh nelayan. Bahkan nelayan yang membawa ikan terkadang sampai memenuhi satu perahu sehingga kualahan menjualnya dan akhirnya mereka akan menyalai ikan tersebut. Tidak diketahui secara pasti bagaimana para orangtua di zaman dahulu belajar bagaimana caranya menyalai. Mungkin pada zaman dulu secara alamiah mereka mendapat anugrah dari Yang Kuasa di saat tempat masakan yang terlalu minim mereka terpaksa memasak menggunakan kayu dan api yang ada di hutan sehingga terilhami dengan cara menyalai.

Ternyata salai ikan tidak hanya di jual di pasaran lokal saja. Salai juga dikirim ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Brunei dan Singapura. Banyak sekali peminat yang ada di luar sana, bahkan jika dikirm ke luar negeri maka nilai untungnya semakin besar karena tukar uang yang begitu memadai. Begitu pula dengan proses pengirimannya, harus melalui prosedur yang berlaku. Untuk ke luar negeri pengiriman tidak boleh sembarangan namun harus dengan surat izin yang sesuai.

Salai ikan merupakan produk inovasi baru dalam citra rasa pembuatan masakan tradisional. Sama halnya dengan dipanggang, tapi ikan salai lebih lokal profesional dalam pembuatannya. Penyalai yang handal akan dapat mengatur api dan asap menyelar standar dan membuat ikan salai sempurna sehingga dapat langsung dinikmati dengan rasa gurih karena tidak sampai gosong ataupun hangus saat dimasak.

Pemasakan tersebut biasanya dipantau walau kadang ditinggalkan untuk beberapa jam dan dtutup dengan kajang ataupun terpal anyanan. Jika dibandingkan antara ikan salai dan ikan panggang, sungguh ikan salai sangatlah lebih enak dan higienis. Salai dimasak dengan hati-hati dalam secara tradisional dan bahkan pembuatannya tersebut sangat teliti dalam prosesnya. Kita mengetahui bahwa ikan adalah makanan yang sangat enak dan mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi. Dengan dimasak salai yang sempurna kita akan mendapatkan hasil salai yang baik bergizi tinggi yang berpengaruh pada kondisi kesehatan tubuh.

Penulis: Bibi suprianto
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau Kalimantan Barat Bangunan Termegah di Kapuas Hulu

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau Kalimantan Barat Bangunan Termegah di Kapuas Hulu



Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau merupakan fasilitas bagi penyeberangan lintas Negara antara Indonesia dan Malaysia. Gedung yang megah ini tepatnya terletak di kecamatan Nanga Badau, kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan barat. Nanga Badau merupakan salah satu wilayah di Kalimantan barat yang memiliki Pos Penyebrangan Lintas Negara selain di beberapa titik yang ada di Kalimantan barat, seperti Aruk di Sambas dan Entikong. Nanga Badau menjadi jalur distrik perhubungan antara indonesia dan Malaysia melalui nanga Badau dan Lubok Hantu di wilayah malaysia.

PLBN Badau memang jauh lebih megah ketimbang PLBN Malaysia, hal ini membuktikan bahwa Indonesia sangat memerhatikan daerah terluar di Indonesia demi menjaga keutuhan Bangsa dan Negara. Dengan di Bangunnya PLBN tersebut di harapkan tidak ada lagi penyelundupan barang-barang ilegal ke indonesia. Karena setiap barang yang masuk akan melalui proses pemeriksaan yang cukup ketat dengan berbagai bentuk pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan manual dan pemeriksaan elektronik. Hal ini di lakukan supaya petugas tidak kecolongan dengan berbagai bentuk penyelundupan.

Bangunan ini di bangun dengan diameter yang cukup besar dan tinggi, sehingga bangunan terlihat sangat megah. Dekorasi yang di hiasi ukiran khas dayak Kalimantan barat membuat pesona PLBN Nanga Badau semakin menarik. Selain itu juga terdapat tulisan Nanga Badau Indonesia yang berwarna merah putih di depan gedung PLBN yang menunjukan wilayah indonesia, selain itu juga terdapat patung Garuda yang berdiri kokoh menghadap kearah Malaysia yang membuat siapa saja yang datang kesini untuk berfoto dengan patung garuda, atau di antara tulisan Nanga Badau Indonesia.

PLBN Nanga Badau baru di resmikan di tahun 2017 setelahh memakan waktu beberapa tahun proses pembangunannya. Ternyata selain di operasikan seebagai Pos penyebrangan lintas Negara, gedung PLBN yang megah turut membuat daya tarik masyarakat Kalimantan barat dan indonesia  menjadi destinasi wisata di ujung Indonesia. Untuk bisa sampai di Nanga Badau kita harus menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, kurang lebih perjalanan darat memakan waktu selama 18 jam dari ibu kota provinsi Kalimantan barat,, Pontianak. Nanga badau mempunyai jalur alternative yaitu dengan melewati jalur perkebunan sawit yang cukup luas dan berdebu memali Semitau atau melalui putusibau Kapuas Hulu.

Banyak alternatif yang bisa kita gunakan, karena memang anyak transpotasi umum seperti yang melakukan perjalanan setiap hari dari Pontianak ke Kapuas Hulu. Namun jika tidak tahan dengan lamanya waktu yang di tempuh, sekarang sudah ada pesawat terbang jurusan Pontianak Putusibau yang terbang beberapa kali selama seminggu, jadi bagi siapa saja yang akan datang ke Nanga Badau menggunakan Pesawat akan tiba lebih cepat, namun harus memesan tiket jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan supaya kebagian.

Sesampainya di Putusibau, perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam masih harus di tempuh menggunakan sepeda motor atau mobil. Jika tidak mempunyai kenalan yang bersedia untuk mengantar menggunakan mobil atau sepeda motor ternyata juga terdapat bus jurusan putusibau naga badau yang bisa di gunakan sebagai kendaraan traveling dengan biaya murah. Banyak destinasi wisata pengetahuan bagi orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan. Daerah Nanga Badau termasuk daerah pedalaman di Kalimantan barat dan Indonesia, sehingga kondisi sosial dan budaya disini masih sangat terjaga, dan sebagai pendominasi masyarakat yang tinggal disini adalah suku dayak dan suku melayu. Meskipun begitu di Nanga Badau juga terdapat pendatang dari berbagai daerah di indonesia.

Jika perjalanan ingin di lanjutkan ke Malaysia, ada banyak  alternative mulai dari angkot,taksi dan rental mobil dengan supirnya yang siap mengantar untuk berekreasi ke luar negeri. Namun bagi siapa saja yang ingin menyebarang ke Malaysia kita harus mempunyai paspor, karena jika tidak kita akan di tahan di PLBN dan tidak bisa menyebrang ke Malaysia.  Di wilayah Nanga Badau masih terdapat hutan yang masih asri, sehingga udara di pagi hari terasa sangatlah sejuk. Namun di siang hari terik matahari tetap menyengat seperti halnya di Pontianak karena memang Nanga Badau masih merupakan jalur Khatulistiwa yang melewati Indonesia.

Destinasi wisata yang sebenarnya di Kapuas Hulu sebenarnya dengan adanya fenomena alam yang sangat menabjubkan, yaitu Danau Sentarum. Danau rawa-rawa ini menjadi danau terbesar di Kalimantan barat juga sebagai hulu dari sungai Kapuas sehingga membuat daerah keberadaanya di namai dengan sebuatan Kapuas Hulu. Danau sentarum terletak di kecamatan lanjak yang tidak jauh dari Nanga Badau. Jarak yang di tempuh untuk mencapai Danau sentarum kurang lebih satu jam perjalanan.

Dengan begitu berwisata ke Kapuas hulu tidak ada habisnya, mulai dari PLBN yang megah, Danau yang menajubkan, kita juga bisa melihat secara langsung hutan sawit yang sangat luas, juga hutan belantara yang belum terjamah manusia. Namun semua terasa kurang jika kita datang ke Kapuas hulu tanpa mencicipi makanan khas Kapuas hulu, kerupuk basah. Makanan yang tidak ada di daerah lain, makanan ini terbuat dari ikan yang di campur dengan tepung dan rempah-rempah, kemudian di olah sedemikian rupa menjadi makanan yang lezat di santap bersama saus kacang yang pedas.

Kerupuk basah menjadi oleh-oleh yang wajib untuk di bawa, hampir semua masyarakat Kapuas hulu lihai untuk membuat kerupuk basah karena memang proses pembuatan kerupuk basah di ajarkan secara turun temurun, dan resep yang terjaga seara alami membuat kerupuk basah tetap menjadi makanan favorit bagi masyarakat Kapuas hulu. Selain itu Kapuas hulu juga menjadi tempat asal dari ikan arwana merah yang terkenal karena harganya yang cukup mahal. Seehingga tidak jarang kita akan menemui penduduk yang berternak ikan arwana merah dirumahnya. Dengan begitu kita bisa membeli langsung di tempat pembudidayaannya yang pasti dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang harga di pasaran.

Penulis: Zakaria Efendi