Syair Siti Jubaidah Desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Syair Siti Jubaidah Desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

 


Syair Siti Jubaidah Desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu-Beranjak dari suatu pengalaman penulis berinteraksi dengan salah satu orang tertua di desa Nanga Suhaid dusun Madang Permai. Kakek tersebut bernama H. Bilal Mad yang merupakan salah satu tokoh agama desa Suhaid. Cerita ini diambil ketika Kakek H. Bilal Mad menjadi salah satu narasumber kami untuk penelitian ditahun 2018. Kami mengambil data untuk penelitian kemudian dia bercerita kepada penulis tentang sejarah Syair Siti Jubaidah. pada tahun 2019 Kakek H. Bilal Mad telah meninggal dunia dan cerita Syair Jubaidah menjadi ingatan si penulis ingin menyambung cerita ini.

Syair Siti Jubaidah Desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu-Siti Jubaidah adalah wanita dari Iran, pulau Perenggi. Berawal dari Sultan Abidin yang memutuskan untuk merantau dan tidak mau menikah, Sultan Abidin berlayar dan belabuh di negeri Suhaid. Ketika itu Sultan Abidin mengembara dan melewati perumahan warga desa. Saat diperjalanan Sultan Abidin melihat Siti Jubaidah yang sedang mengajar ngaji, Sultan Abidin penasaran dengan suara yang merdu yang dilantunkan oleh Siti Jubaidah. Sultan Abidin mendatangi rumah Siti Jubaidah yang sedang membaca Al-qur’an dengan alasan ingin menumpang mandi. Wahai bapak, tutur Sultan Abidin yang mencoba berbicara kepada orangtua Siti Jubaidah yang kebetulan duduk didepan rumah, "apakah saya boleh menumpang mandi disini, karena saya merupakan perantau yang jauh dan tidak memiliki tempat tinggal", Bapak Siti Jubaidahpun menjawab "silahkan wahai anak muda".

Saat masuk kerumah, Sultan Abidin melirik Siti Jubaidah yang sedang membacakan ayat Al-Qur’an. Terpancar wajah cantik dan putih yang membuat Sultan Abidin terpana dan terdiam saat melihat Siti Jubaidah. Waktu itu Sultan Abidin belum mengenali Siti Jubaidah, Sultan Abidin bertanya melalui bapak Siti Jubaidah yang kebetulan mengijinkannya untuk masuk kerumah. Wahai bapak, siapakah nama Dayang tersebut? Dia adalah Siti Jubaidah seorang anak desa yang bersuara Indah.

Tanpa pikir panjang Sultan Abidin ingin menikahi Siti Jubaidah. Dan berkata wahai penduduk rumah aku adalah seorang pengembara yang berasal dari negeri Arab ingin menikahi Siti Jubaidah. Siti Jubaidahpun terkejut, padahal Siti Jubaidah dan Sultan Abidin belum pernah mengenal satu sama lain. Dari Abdullah Sani umar Bakri yang merupakan kerabat dari Siti Jubaidah  membawa Sultan Abidin langsung bertunangan dengan Siti Jubaidah. Mendangar hal tersebut dengan bergegasnya Sultan Abidin memberikan cicin kepada Siti Jubaidah dan melaksanakan tunangan serta menikah dengan syariat Islam.

Ketika itu Sultan Abidin membangun kerajaan negeri Suhaid. Kerajaan kecil yang terletak disebuah desa terpencil tempat Siti Jubaidah tinggal. Sewaaktu ketika ada seorang bapak-bapak yang mengadu permasalannya kepada Sultan Abidin. Bapak tersebut mengatakan bahwasahnya anaknya ingin dinikahi oleh orang China dan ingin diambil secara paksa. Tapi bapak tersebut tidak menginginkan pernikahan mereka karena dari keluarga wanita adalah orang muslim sedangkan pihak lelaki China merupakan kaum Tionghoa. Hal ini memicu perperangan antara kaum China dan Muslim di desa. Sultan Abidinpun memberikan ide kepada bapak tersebut untuk membuat berita bohong kepada kaum China bahwasahnya putri beliau telah meninggal dunia agar China pulang ke Negerinya dan tidak mengejar wanita tersebut. Chinapun meninggalkan desa Suhaid tapi anak bapak tersebut dinikahi dengan Sultan Abidin karena untuk melindungi anaknya yang sedang terancam dari warga China. Siti Jubaidahpun menerima hal tersebut dan istri Sultan Abidin berjumlah dua orang.

Di Istana mereka tentram dan bahagia bahkan dua istri tersebut akur dalam satu rumah. Tiba-tiba saat Siti Jubaidah mengajarkan baca tulis al-Qur’an pada masyarakat keraton. China datang kembali dan memberontak. Kali ini mereka menangkap Sultan Abidin, Abdullah Sani dan Umar Bakrie yang merupakan pemimpin Istana Keraton. Penangkapan tersebut berawal dari Sultan Abidin dan kaumnya menyerang orang-orang China yang mengakibatkan perperangan. Mereka dikalahkan oleh China dan akhirnya ditawan oleh orang China. Siti Jubaidah tidak mengetahui tentang perperangan tersebut dan diapun lari ke Benua Nenek Kebayan karena mendengar dari istana bahwasahnya Sultan Abidin telah tertangkap

Siti Jubaidah berbicara kepada neneknya untuk meminta ijin untuk keluar Istana padahal ketika itu Siti Jubaidah sedang hamil besar. Tiba-tiba saat perjalanan Siti Jubaidah melahirkan anak lelaki tanpa ada orang yang menolong. Anak tersebut diberi dengan nama Ahmad. Siti Jubaidah membawa anaknya ke bukit untuk bertemu dengan Kadi untuk mencari ilmu di bukit. Bermacam-macam ilmu yang Siti Jubaidah pelajari sepeti ilmu penawar racun untuk menjadi wanita yang tangguh. Siti Jubaidah berguru dengan seorang wanita saudara dari raja Mahram. Siti Jubaidah meminta pertolongan untuk bekerja sama menghancurkan China untuk mengambil kembali Sultan Abidin yang ditawan oleh orang-orang China. Siti Jubaidah dan seorang wanita saudara dari raja Mahram menyelinap dan menyerupai seorang laki-laki untuk melepaskan Sultan Abidin di penjara.

Tujuh pemimpin China adalah wanita semua. Kebetulan sewaktu itu Siti Jubaidah menyamar menjadi laki-laki dan satu diantara wanita China menyukai Siti Jubaidah dengan nama samaran yaitu Saha dan temannya bernama Naha dan mereka berdua menulis sebuah surat untuk kerajaan negeri Iraq agar bisa menolong Sultan Abidin yang tertawan. Waktu itu raja Iraq dan Iran sedang berburu di tanah Sultan Abidin. Ternyata raja Iraq adalah saudara Siti Jubaidah yang telah lama berpisah dikarenakan dulunya Siti Jubaidah Putri Bungsu tersesat di Negeri Suhaid.

Siti Jubaidahpun menemukan Sultan Abidin yang sedang diikat dengan tali. Siti Jubaidah menghampiri dan mencoba membuka tali tersebut. Sultan Abidin terkejut dan bertanya siapa engkau wahai lelaki tampan?, aku adalah Saha (ucap Siti Jubaidah yang saat itu menyamar menjadi laki-laki). Sultan Abidinpun bertanya kembali, apakah engkau mengenali Siti Jubaidah. Dia tidak mengetahui kalau sebenarnya Saha merupakan seorang wanita yang bernama Siti Jubaidah yang merupakan istrinya sendiri. Siti Jubaidahpun membuka penyamaranya dan mengatakan wahai Abidin ini aku Siti Jubaidah. Sultan Abidinpun menangis dan memeluk Siti Jubaidah lalu menyayikan sebuah syair yang berjudul Siti Jubaidah wanita cantik dan setia.

Wanita China yang menyukai Siti Jubaidah yang ketika itu menyamar menjadi Saha dinikahkan Siti Jubaidah dengan Suaminya Sultan Abidin dan merekapun bekeluarga. Sultan Abidin memiliki tiga orang Istri yang setia dan cantik. Sultan Abidin dan Istri-istrinya lari kembali ke istana tapi saat tiba di Istana kerajaan telah roboh dihancurkan oleh orang-orang China. Dan kejaraan barupun muncul yang dibawa oleh anak Sultan Abidin dari Siti Jubaidah bernama Ahmad. Syair Siti Jubaidahpun berkumandang merdu saat mereka menyanyikannya dan menjadikan sebuah cerita kesetian dan kelebaran hati seorang Siti Jubaidah.


Dipublikasikan    : 15 November 2020

Penulis                   : Bibi Suprianto 

Narasumber         : Almarhum. H. Bilal Mad

Bubur pedas merupakan Makanan Khas Daerah Sambas Kalimantan Barat.

Bubur pedas merupakan Makanan Khas Daerah Sambas Kalimantan Barat.

 

Bubur Pedas - Bubur pedas merupakan makanan khas daerah Sambas Kalimantan Barat. Makanan ini sangat diminati oleh banyak orang. Ke istimewaannya yaitu terletak pada rasa dan bahannya yang mengunggah selera. Bubur pedas kini banyak dijual diberbagai daerah contoh saja, Pontianak dan Kapuas Hulu dengan harga berkisar  10 sampai 12 ribu rupiah permangkok. Tentu harga tesebut adalah harga terjangkau bagi masyarakat. Apalagi jika masyarakat bisa membuat bubur pedas sendiri tanpa membeli ke warung mungkin harga dan takaran bubur pedas akan berbeda. Untuk itu sebelum membuat bubur pedas, langkah-langkah ini akan mempermudah masyarakat untuk membuat bubur pedas sendiri. Bahan-bahan dasar dan pembuatannya sebagai berikut:

Pertama, bumbu arok dicampur dengan kelapa yang sudah diparut kemudian di Sangrai (oseng) tanpa minyak bersamaan dengan ketumbar, darmanis dan beras. Dengan catatan langkah pertama jangan sampai hangus atau gosong.

Kedua, bahan tersebut diblender sampai halus sehingga bisa dicampuri dengan bahan seperti pakis, daun kunyit, daun kasum, daun singkel (daun buas-buas), baput, bamer dan lengkuas.

Adapun bahan-bahan sunnahnya yaitu berupa ubi jalar/ ubi kayu yang telah diiris dan halus, kemudian jagung, wartel serta kulat ataupun jamur yang menjadi selera dalam pembuatan bubur pedas.



Dengan banyaknya daerah yang bisa membuat bubur pedas akan menjadikan makanan tersebut semakin terkenal. Makanan ini merupakan makanan yang sangat mudah dibuat asalkan bahan serta langkah-langkah pembuatan telah tepat disiapkan. Resep awal akan membantu proses pembuatan yang mungkin bisa menjadi persiapan bahan-bahan utama.

Penambahan berbagai rasa seperti kecap, cuka atau jeruk nipis dan bumbu lainnya akan menambahkan selera makan pada diri kita. Sehingga tidak cukup bagi kita memakan bubur pedas hanya satu mangkok saja.

Jika kita ingin mencari bubur pedas maka berkunjunglah didaerah Sambas Kalimantan Barat atau daerah sekitarnya seperti Pontianak dan Kapuas Hulu. Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman serta keinginan untuk berbagi informasi tentang makanan di Kepulauan Borneo khusunya Kalimantan Barat.

 

 

Penulis             : Hetty Rianti & Bibi Suprianto

Sumber Poto   : Hetty Rianti


Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu

Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu

 

Perum atau Pedak Makanan unik dari Kapuas Hulu - Perum atau pedak salah satu makanan yang biasa dibuat oleh warga masyarakat Kapuas Hulu. Perum merupakan olahan makanan yang berasal dari ikan yang dicapurkan dengan berbagai macam bumbu. Biasanya perum dibuat menggunakan ikan kecil seperti Bilis, Udang ataupun Seluang yang didiperoleh oleh nelayan melalui jaring penangkap ikan.

Sebelum itu, hal yang perlu dibuat untuk membuat makanan perum yaitu beras yang di oseng hingga gosong. Uniknya beras yang di oseng sampai gosong tersebut menjadi bahan utama dalam membuat makanan perum. Ini merupakan makanan yang sangat menarik bagi banyak orang, apalagi makanan ini hanya ada di daerah Kalimantan Barat.

Setelah beras di oseng sampai gosong kemudian beras tersebut didinginkan sekitar 20 menit sampai 1 jam proses. Saat beras tersebut sudah hitam dan dingin barulah dimasukkan dengan ikan Bilis, Udang, ataupun Seluang kedalam wadah yang telah disiapkan dengan Bawang Putih, Bawang Merah, Garam dan Cabe. Barulah digoreng dengan minyak goreng secukupnya.

Di Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, makanan perum dibuat oleh salah satu warga yang bernama ibu Juleha. Banyak masyarakat yang membeli kepadanya. Biasanya ibu Juleha menjual makanan perum yang masih mentah atau belum di goreng dengan harga 5 sampai 6 ribu per ons. Ibu Juleha mengatakan setiap hari perum yang dijual bisa laku 4 sampai 10 bungkus tergantung dengan harga minat pada masyarakat perdesaan.

Makanan ini sangatlah enak jika dimakan dengan nasi yang masih panas. Rasanya gurih, manis, dan pedas menjadi satu ketika dinikmati.

Jadi, jika kalian berkunjung di desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat jangan lupa untuk mencari makanan perum yang merupakan salah satu makanan buatan asli Kapuas hulu.



Penulis : Bibi Suprianto

Update : 2 Oktober 2020

Wawancara: Ibu Juleha (2 Oktober 2020)


Menakjubkan!!  Salah Satu Warga Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan Ikan Tapah sebesar 34 KG

Menakjubkan!! Salah Satu Warga Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan Ikan Tapah sebesar 34 KG



Menakjubkan!! Salah satu Warga Desa Nanga Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan Ikan Tapah sebesar 34 KG- Saat ini masyarakat desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu dihebohkan dengan ikan tapah sebesar 34 Kg pada perairan Sungai Kapuas. Ikan tersebut didapatkan oleh seorang nelayan yang bernama  Reman salah satu warga dusun Tanjung Kapuas desa Nanga Suhaid.

Ikan tersebut dijual kepada salah satu warga yang menjadi toke pada setiap desa. Menurut Akbar salah satu toke besar di dusun Tanjung Kapuas desa Nanga Suhaid mengatakan ikan tersebut mereka beli dengan harga 50.000/ Kilo, ikan tersebut mereka kirim ke Sintang menggunakan transportasi pickup truck dengan ongkir 2500 perkilo, biasanya pengemasannya menggunakan fiber box  ditambahkan es batu lalu disesuikan dengan tempat yang cukup untuk menampung, Ujar Akbar. Akbar juga mengatakan ikan ini biasanya didapatkan oleh warga nelayan hampir setiap akhir tahun.

Saat ini Sungai Kapuas sedang dilanda dengan banjir tapi tidak menurunkan semangat warga untuk mencari ikan diperairan Sungai. Fenomena ikan Tapah terbesar bukan hanya sekali ini saja masyarakat tersebut mendapatkannya. Masih banyak ikan Tapah di perairan sungai tersebut. Sungai yang begitu besar memberikan warna dan cerita bagi rakyat desa Nanga Suhaid sebagai penghasilan dan pekerjaan mereka dipelayaran Nelayan.

 

Penulis : Bibi Suprianto

Wawancara : Akbar (30-09-2020)

Update : 30-09-2020
RINGAU:  Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga Jutaan.

RINGAU: Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga Jutaan.

 


RINGAU:  Ikan Mungil Kapuas Hulu Kalimantan Barat dengan Harga JutaanRingau adalah ikan air tawar yang sangat disukai oleh banyak orang. Ikan ini memiliki ciri khas ikan yang unik pada badannya. Keunikan tersebut seperti garis gambar pada badannya yang bisa menentukan harga ikan ini mahal ataupun murah saat dijual. Selain itu ikan Ringau juga sebagai ikan hias yang senantiasa menjadi kontes seseorang untuk berbisnis dengan orang luar. Hal ini menjadikan sebuah ladang usaha masyarakat untuk mencari nafkah bagi kehidupan.

Ikan Ringau memiliki bermacam-macam harga dari bentuk dan ciri khas garis pada setiap ikan tersebut.

Pertama, ikan Ringau bar (bintang) 3

memiliki 3 garis bintang yang biasa disebut oleh para pebisnis desa dengan sebutan 3 bar (bintang). Ikan ini sangat sulit dicari oleh banyak orang dan harganya  sangat mendukung bagi penghasilan masyarakat. Harganya dihitung berdasarkan ukuran badan dan garis, berkisar 30.000 dikali 1 cm. biasanya orang-orang yang mendapatkan ikan Ringau bintang 3 sebesar 11 cm dengan hasil pendapatan 363.000 untuk satu ekor. Jika masyarakat mendapatkan 4 sampai 5 ekor dalam satu hari tentu akan menghasilkan pendapatan sekitar 1.5 sampai 2 juta.

Kedua, ikan Ringau bar (bintang) 4

Sama halnya dengan ikan bar 3, bar 4 memiliki harga yang sedikit berbeda kisaran 20.000 per 1 cm. Rata-rata masyarakat desa Suhaid Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan ikan ringau sebesar 13 cm dengan harga satuan 260.000 untuk satu ekor. Harga ini diikuti dengan jumlah yang mereka dapat, biasanya perhari masyarakat mencari ikan Ringau di desa Suhaid bisa menghasilkan 3 sampai 5 ekor ikan. Jika dihitungkan 5 ekor untuk satu hari bisa menambahkan penghasilan kisaran 1 sampai 1,5 juta.

Ikan Ringau Short Body

Short body sangat jarang didapatkan oleh para pemancing, tapi terkadang ada juga yang mendapatkannya tanpa diduga oleh para pemancing. Harganya juga sangat menarik bagi masyarakat. Biasanya 1 ekor dengan ukuran badan 13 cm berkisar 3 sampai 5 juta. Bayangkan hanya satu ekor ikan tersebut kita mampu membeli kebutuhan pangan bagi keluarga.

Ikan Ringau biasanya ditemukan oleh pemancing di sungai yang memiliki batang ataupun telampung yang berlubang kecil. Lubang tersebut merupakan sarang bagi ikan Ringau. Banyak orang yang mengatakan ikan ini tidak pernah lari dari lubang batang tersebut dan dapat dikatakan lubang tersebut merupakan sarang bagi ikan Ringau.

Dengan harga yang melambung pada setiap ikan tentu sangat menarik jika ikan tersebut dibudidayakan pada daerah yang kita miliki. Jika diternakan tentu orang-orang tidak susah mencari ikan Ringau dengan cara memancing setiap hari. Cukup untuk mempelihara ikan tersebut sampai mempunyai banyak bibit dan dijual bisa menghasilkan tabungan yang begitu tinggi bagi kehidupan.


Penulis : Bibi Suprianto

Kamis, 3 September 2020