Wisata Aruk Sambas, Batas Negara Termegah Di Ujung Borneo

Wisata Aruk Sambas, Batas Negara Termegah Di Ujung Borneo




Wisata Aruk Sambas, Batas Negara Termegah Di Ujung Borneo - Aruk merupakan nama sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Letaknya yang berada di batas negara antara Indonesia dan Malaysia menjadikan Aruk menjadi terkenal, baik oleh masyarakat lokal di sekitar Sambas dan Kalimantan Barat maupun dunia luar negeri sejak resmi menjadi  PLB (Pos Lintas Batas) yang diresmikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Wilayah perbatasan (Border Area) di Aruk adalah lebih muda dari border area yang ada di Entikong. Aruk  memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan karena Aruk memiliki pesona alam yang menakjubkan. Seringkali yang datang ke Aruk bukan sekedar para turis atau masyarakat yang ingin pergi keluar negeri namun juga wisatwan yang hanya sekedar ingin berwisata melihat-lihat keunikan dan keindahan daerah Aruk, khususnya wisatawan-wisatawan yang berada di luar maupun di dalam kabupaten Sambas. Wajar saja jika para turis atau wisatawan yang pernah berkunjung ke Aruk mengatakan bahwa Aruk itu indah dan mempesona.

Rahasia di balik keindahan Aruk salah satunya adalah karena letaknya yang berada di antara perbukitan, hutan lebat, pohon-pohon di tepian bukit, kebun-kebun sawit dan cengkeh yang turut serta menghiasi pesona keindahanya. Apalagi jika cuaca bagus, arakan awan dan jalan yang berliku-liku sangat memanjakan mata. Fenomena ini membuat para pengunjung benar-benar terhipnotis oleh keindahan alam yang telah diciptakan oleh Sang Pencipta. Pemandangan alam yang mempesona itulah yang diincar oleh para turis dan wisatawan. Bukan hanya itu, Aruk juga memiliki tempat wisata yang sangat bagus dan sesuai untuk mandi karena kesegaran airnya. Namanya adalah Air Terjun Riam Merasap.

Baca Juga |


Jika berkunjung ke Aruk anda jangan lupa mampir ke lokasi wisata air terjun Riam Merasap. Untuk sampai ke Riam Merasap kalian tidak perlu membutuhkan waktu yang berjam-jam karena lokasinya yang lumayan dekat dengan PLB (Pos Lintas Batas) di border area Indonesia dan malaysia, yaitu Aruk. Kalian cukup membayar Rp.5000 untuk masuk ke lokasi wisata air terjun Riam Merasap.
Tempat cop pasport yang berada di Aruk seringkali dijadikan sebagai tempat foto-foto oleh para wisatawan. Mengabadikan kenangan dengan cara berfoto merupakan salah satu perilaku yang tidak lagi awam bahkan mentradisi sejak dikenalnya kamera dalam telepon genggam.

Patung-patung garuda, desain bangunan yang unik serta bunga-bunga di sisi PLB  membuat para wisatawan selalu mengabadikan kenangan di tempat tersebut. Sebenarnya, selain foto, pengalaman juga dapat diabadikan lewat tulisan. Seperti yang dilakukan oleh penulis. Karena tulisan lebih tahan lama dan menjadi daya tarik yang kuat. Setelah ditulis, pengalaam juga kemudian perlu diekspose. Maka yang menikmati perjalanan kita bukan hanya kita semata tetapi juga orang lain yang sempat membaca tulisan tentang pengalaman kita. Meng-eksplore merupakan salah satu wujud mempromosikan suatu tempat yang memang harus diketahui oleh masyarakat luas. Daerah Aruk memang baru, sampai sekarang pembangunan dan perbaikan jalan masih berlangsung, khususnya di area sekitar perbatasan.

Selain di Aruk, PLB legal yang ada di Kalimantan Barat juga terdapat di Entikong kabupaten sanggau, Badau dan beberapa tempat lainnya. Namun banyak pula perbatasan yang ilegal yang mana menjadi ajang kesempatan bagi para pelaku kejahatan. Seperti pencurian, jual-beli barang terlarang dan lainnya. Namun beberapa perbatasan ilegal dijaga ketat oleh tentara, walaupun ada juga yang tidak dijaga secara ketat. Hal ini yang harus selalu diperhatikan oleh para penjaga dan keamanan negara. Selain itu, adapula masyarakat lokal yang jual beli barang halal namun sering kali tidak diperbolehkan seperti gula dan beberapa barang lainnya. Namun di Aruk, aktifitas lintas batas menjadi resmi legal setelah Aruk menjadi PLB yang merupakan border area sekaligus tempat wisata. Anda penasaran, silahkan buktikan.

Penulis: Syarifah Sajila Apjan
Load comments